BPTI SAY mengucapkan selamat menjalankan Hari Raya ‘Idul Fitri 1 Syawal 1436 H tanggal 17 Juli 2015
Penjelasan Hisab (sumber: http://www.muhammadiyah.or.id/muhfile/download/1436%20H/Penjelasan%20Hasil%20Hisab%201436%20H.pdf)
Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah didasarkan pada ‘hisab hakiki’ dengan kriteria ‘wujudul-hilal’. Hasil perhitungan tersebut, khususnya mengenai terbenam Matahari dan tinggi Bulan menggunakan marjak Yogyakarta dengan koordinat: lintang (I�) = -07 48′ dan bujur (I�) = 110 21′ BT. ‘Hisab Hakiki’ adalah metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya Matahari dan Bulan faktual (sebenarnya). Gerak dan posisi Bulan dalam metode ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi Bulan yang sebenarnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya. Adapun ‘wujudul-hilal’ adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat Matahari terbenam, Bulan belum terbenam. Dengan perkataan lain, Bulan terbenam terlambat dari terbenamnya Matahari berapapun selisih waktunya. Dengan istilah geometrik, pada saat Matahari terbenam posisi Bulan masih di atas ufuk berapapun tingginya. Untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal terlebih dahulu harus terpenuhi tiga kriteria secara kumulatif, yaitu:
- sudah terjadi ijtimak (konjungsi) antara Bulan dan Matahari,
- ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari, dan
- ketika Matahari terbenam Bulan belum terbenam, atau Bulan masih berada di atas ufuk.
Apabila ketiga kriteria tersebut sudah terpenuhi maka dikatakanlah ‘hilal sudah wujud’ dan sejak saat terbenam Matahari tersebut sudah masuk bulan baru Kamariah. Sebaliknya apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka dikatakanlah ‘hilal belum wujud’ dan saat terbenam Matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah, bulan baru akan dimulai pada saat terbenam Matahari berikutnya setelah ketiga kriteria tersebut terpenuhi.
Ijtimak jelang bulan Syawal 1436 H terjadi pada hari Kamis Legi tanggal 16 Juli 2015 pukul 08:26:29 WIB. Ijtimak terjadi pada pagi hari, ini berarti kriteria pertama (sudah terjadi ijtimak) dan kedua (ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari) sudah terpenuhi. Terbenam Matahari di Yogyakarta pada hari Kamis 16 Juli 2015 pukul 17:37:12 WIB. Umur Bulan pada saat itu 9 jam 10 menit 43 detik. Sementara itu pada hari itu Bulan baru terbenam pada pukul 17:50:44 WIB. tertinggal 13 menit 32 detik dari Matahari. Kriteria ketiga (pada saat Matahari terbenam Bulan belum terbenam) juga sudah terpenuhi karena berdasarkan perhitungan tersebut, pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta tanggal 16 Juli 2015 itu Bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 03 03′ 22”, artinya pada saat Matahari terbenam Bulan belum terbenam, jadi hilal sudah wujud. Dengan demikian seluruh kriteria wujudul-hilal sudah terpenuhi, oleh karena itu pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta hari Kamis (Kamis Malam) tanggal 16 Juli 2015 mulai masuk tanggal 1 Syawal 1436 H dan konversinya dalam kalender Masehi Jumat tanggal 17 Juli 2015.
One reply on “Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri 1 Syawal 1436 H”
sangat membantu, makasih