Alternatif Pemilu atau Voting Daring Terpercaya, Transparan dan Rahasia

Pandemi Covid-19 ini telah ‘memaksa’ banyak sendi kehidupan menjadi daring, meskipun terdapat kekurangan-kekurangan, baik secara umum maupun secara konteks Indonesia. Pemilu atau voting juga dapat dilakukan secara daring, tetapi masih banyak pihak yang belum berani untuk melakukan hal tersebut. Salah satu alasannya adalah pemilih tercatat memilih siapa, sehingga prinsip rahasia tidak dapat dipenuhi.

Ide Pemilu atau Voting Daring Rahasia

Pemilu atau voting daring dapat didesain tidak ada pencatatan pemilih memilih siapa di basis data, tetapi pencatatannya ada di perangkat pemilih. Dengan demikian, prinsip rahasia benar-benar dapat ditegakkan.

— Alternatif Pemilu atau Voting Daring Terpercaya, Transparan dan Rahasia

https://bptsi.unisayogya.ac.id/alternatif-pemilu-atau-voting-daring-terpercaya-transparan-dan-rahasia/ 2021-06-07 16:11:01

Bagaimana cara agar pemilih tidak tercatat memilih siapa di basis data?

Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan cara memanfaatkan cookie atau menggunakan aplikasi mobile guna mencatat data tanpa perlu mencatat data siapa yang dipilih oleh pemilih.

Secara teknis, dibuat satu kolom auto increment pada tabel pemilu. Nilai auto increment itulah nanti yang akan dicatat di perangkat pemilih.

Kolom validasi digunakan untuk memastikan bahwa pemilih memilih sesuai dengan jatahnya.

Langkah lebih lanjut adalah dapat melakukan konversi auto increment ke dalam bentuk kode teks, tetapi hal ini tidak wajib. Meskipun tidak wajib, tetapi ini penting untuk menghindari menebak-nebak dari urutan angka yang muncul apabila satu pemilih memiliki lebih dari satu suara.

Apabila pemilih telah memilih, maka akan ditampilan nilai auto increment atau kode voting di layarnya. Informasi tersebut hanya dapat dilihat pada layar pemilih. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pemilih telah menangkap layarnya (screenshot) untuk mempermudah pembuktian dan antisipasi clear cookie.

Untuk aplikasi berbasis mobile dapat menyesuaikan, tetapi harus diantipasi berbagai jenis gawai yang digunakan oleh pemilih.

Bagaimana cara melakukan validasi?

Cara untuk melakukan validasi adalah dengan cara menampilkan seluruh data pemilihan ke seluruh pemilih sehingga setiap pemilih dapat memeriksa apakah kode yang ada pada dirinya terdapat pada daftar dan sesuai dengan pilihannya.

Bagaimana cara menjamin tidak ada pemilih siluman?

Permasalahan lain yang muncul adalah adanya pemilih siluman. Solusinya antara lain:

1. Memastikan bahwa semua pemilih melakukan pemilihan. Dapat ditambahkan opsi abstain untuk mengantisipasi pemilih golput (golongan putih). Pemilih golput juga harus memilih.
2. Ditampilkan daftar pemilih yang belum/tidak memilih ke semua orang yang memiliki hak pilih. Daftar tersebut dapat digunakan untuk memastikan bahwa pemilih yang tidak menggunakan haknya ada di daftar tersebut. Apabila pemilih yang tidak menggunakan hak pilih tidak ada di daftar tersebut, maka besar kemungkinan ada yang menggunakan akunnya untuk melakukan kecurangan.

Tantangan: Jumlah pemilih yang banyak dan disparitas literasi teknologi informasi

Solusi untuk jumlah pemilih yang banyak adalah dengan model Daerah Pemilihan (dapil) seperti proses pemilu di Indonesia. Daftar hasil pemilihan dapat dilihat per dapil. Apabila terdapat kendala/permasalahan, maka kendala tersebut dapat diselesaikan per dapil. Apabila ada pemilihan ulang, maka pemilihan ulang dapat dilakukan per dapil.

Disparitas literasi teknologi informasi dapat diselesaikan dengan cara sosialisasi dan pendampingan.

Demikian, semoga bermanfaat. [bst]

Implementasi: https://pdsi.unisayogya.ac.id/pemilihan-ketua-umum-ifi-dilakukan-secara-hybrid-pada-kongres-nasional-ifi-xiii/

Pemilu Model Lain: https://pdsi.unisayogya.ac.id/pemanfaatan-moodle-untuk-pemilu-mengapa-tidak/ – pemilih masih dapat dilihat memilih siapa